Bertobat setiap hari



Shalom...
Saya baru saja membaca sebuah buku karya, Ayub Yahya 'Semak duri jadi raja' dalam sebuah tulisannya di beri judul sama seperti judul postingan ini.


Saya ingin teman-teman membaca Ayub 1 : 1-5 terlebih dahulu. Saya secara pribadi baru mengetahui bahwa pertobatan ada dua jenis. Pertama pertobatan besar, seperti apa pertobatan besar itu? Mungkin sebagian dari teman-teman sudah mengenal Kristus sejak kecil, dan sudah menyadari kasihnya sejak masih kecil.Tapi ada juga yang baru saja mengenal dan menyadari kasih-Nya baru-baru ini. Pertobatan besar itu mungkin bisa digambarkan ketika seorang yang hidup penuh dengan dosa berbalik dan menjadi pengikut Kristus (seperti Zakeus) atau mungkin seseorang yang membenci Kristus justru berbalik, dan berusaha menjadikan seluruh
 bangsa murid Kristus (seperti rasul Paulus). Setelah mengetahui hal itu mungkin kita berpikir, orang-orang yang mengalami pertobatan besar pasti menjadi orang yang suci dan tidak bercacat cela.
Bagaimana pun kita tetaplah manusia, kita tidak mungkin luput dari dosa, kita adalah makhluk lemah, walau pun kita berusaha hidup kudus tapi tetap saja ada godaan yang bisa saja membuat kita jatuh dalam dosa (roh memang penurut tetapi daging lemah. Matius 26 : 41) entah itu dosa dalam perbuatan kita atau pun dosa pikiran. Seperti yang dikatakan Yakobus "Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa" (Yakobus 4:17) karena itu kita perlu 'Pertobatan kecil'

Dalam perjanjian lama pertobatan dapat diwujudkan dalam bentuk korban bakaran, seperti yang dilakukan Ayub setiap pagi, setelah anak-anaknya mengadakan pesta. Ayub takut kalau-kalau anaknya berbuat dosa, karena itu itu dia selalu mempersembahkan korban bakaran.
Tapi pada jaman ini kita tidak perlu lagi mempersebahkan korban bakaran. Kita cukup : sadar, menyesal, dan berbalik. Tiga hal ini adalah satu kesatuan karena kalau kita sadar tanpa diiringi dengan penyesalan, itu tidak ada artinya. begitu pun kalau kita sudah sadar dan menyesal tapi tidak diikuti dengan tindakan berbalik itu juga tidak ada artinya.Karena itu kita perlu sadar, menyesal dan berbalik; menjauhi dan tidak melakukan dosa lagi
Previous
Next Post »
0 Komentar